Belajar dan Mengenang Sejarah Surat Perintah Sebelas Maret

Penulis: Drs. Mahfud, S.Pd

SDN 01 Panusupan Kec. Randudongkal, Kab. Pemalang Prov. Jawa Tengah

Editor: Nadin Aulia


 Belajar dan Mengenang Sejarah Surat Perintah Sebelas Maret




Indonesia memang memiliki banyak sekali peristiwa penting dan bersejarah. Salah satunya adalah tentang sejarah Surat Perintah Sebelas Maret yang begitu monumental bagi bangsa ini. 


Tidak heran jika pembahasannya selalu ada dalam materi sejarah Indonesia dan masih dipelajari sampai saat ini. Meski begitu, tidak bisa dipungkiri juga bahwa surat ini menyimpan polemik dan kontroversi yang besar. 


Apalagi naskah asli dari surat ini tidak pernah ditemukan bahkan sampai saat ini. Lantas bagaimana sejarah dan isi dari Surat Perintah Sebelas Maret ini? Inilah ulasan selengkapnya yang bisa Anda simak. 


Sejarah Surat Perintah Sebelas Maret 


Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret adalah sebuah surat perintah yang berisi mandat dari Presiden Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto. Surat ini terbit pada 11 Maret 1966. 


Secara garis besar, isi dari Supersemar adalah memberikan mandat kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan untuk mengatasi kestabilan dan keamanan pemerintahan yang buruk saat itu. 


Sejarah Surat Perintah Sebelas Maret bisa Anda tarik pada awal munculnya peristiwa 30 September 1965. Saat itu, kelompok Gerakan 30 September mengambil kendali sementara dan melakukan percobaan kudeta. 


Tidak hanya itu, kelompok tersebut juga membunuh 6 (enam) Jenderal dan 1 (satu) Perwira Angkatan Darat. Banyak yang menganggap bahwa PKI (Partai Komunis Indonesia) adalah dalang dari serangan tersebut. 


Situasi yang sangat pelik akibat peristiwa tersebut membuat posisi Presiden Soekarno semakin menurun di mata masyarakat dan membuahkan banyak gelombang demonstrasi.

 

Untuk merespon hal tersebut, Presiden Soekarno menunjuk Jenderal Soeharto untuk memulihkan keamanan negara yang sedang kacau. Jenderal Soeharto membentuk Kopkamtib untuk menyingkirkan PKI di berbagai daerah di Indonesia. 


Bahkan pada saat Presiden Soekarno sedang melantik Kabinet Dwikora di Istana Merdeka, demonstrasi mahasiswa besar-besaran pun terjadi. Diketahui ada Komando Pasukan Khusus AD yang juga turut mengepung istana presiden. 


Karena kondisi yang semakin tidak terkendali, Presiden Soekarno akhirnya meninggalkan pertemuan tersebut untuk kemudian pergi ke Istana Bogor dengan Helikopter. 


Proses Penandatanganan Supersemar 


Saat sudah di Istana Bogor, Presiden Soekarno kemudian menerima kedatangan 3 jenderal TNI yaitu Mayor Jenderal Basuki Rahmat, Brigjen Amirmachmud, dan Brigadir Jenderal M. Jusuf. 


Ketiga jenderal tersebut mendapatkan pesan dari Jenderal Soeharto untuk memberikan surat perintah untuk mengatasi keadaan negara yang sedang kacau jika memang mendapatkan kesempatan. 


Akhirnya, pada pertemuan tersebut Presiden Soekarno menandatangani Supersemar. Para jenderal yang hadir tadi kemudian menyerahkannya pada Soeharto. 


Dari Supersemar tersebut, Soeharto akhirnya mengambil beberapa keputusan penting, yaitu: 


Melakukan pembubaran PKI beserta semua ormasnya dan menyatakannya sebagai partai yang terlarang 


Menangkap 15 menteri yang mendukung atau terlibat G30S 


Melakukan pemurnian lembaga negara lain dan MPRS dari unsur PKI dan kembali menempatkan peranan lembaga tersebut sesuai dengan UUD 1945. 


Isi Surat Perintah Sebelas Maret 


Pada dasarnya, sampai saat ini tidak ada yang bisa menjamin manakah isi dari Supersemar yang asli. Karena ada beberapa versi yang ada mulai dari versi Pusat Penerbangan (PUSPEN) TNI AD, Akademi Kebangsaan, dan Sekretariat Negara. 


Ketiganya juga bukanlah Supersemar yang asli dan otentik. Meski begitu, ada isi Surat Perintah Sebelas Maret yang mendapatkan pengakuan dari pemerintah Orde Baru. Berikut adalah isi surat tersebut: 


Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.


Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknya.


Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung jawabnya seperti tersebut di atas.


Dampak dari Terbitnya Supersemar 


Keputusan Presiden Soekarno untuk menandatangani Supersemar memang memiliki dampak yang besar bagi bangsa ini. Dampak Supersemar yang pertama adalah kedudukan Soekarno sebagai presiden yang kian merosot. 


Sementara itu, Jenderal Soeharto justru memiliki kedudukan yang semakin kuat. Status Soekarno yang sebelumnya memiliki jabatan sebagai presiden seumur hidup juga tercabut melalui MPRS 7 Maret 1967. 


Pada akhirnya, Soekarno lengser dari kursi presiden dan Soeharto adalah penggantinya sejak 27 Maret 1968 sampai 1998. Partai Komunis Indonesia (PKI) bubar dan seluruh menteri yang diduga terlibat pun juga tertangkap. 


Selain itu, melalui deretan peristiwa yang terjadi hubungan antara Indonesia dengan Malaysia dan Amerika Serikat akhirnya kembali menguat. Puncaknya Indonesia pun kembali bergabung dengan Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB. 


Dampak dari Supersemar yang paling monumental adalah menandai lahirnya Orde Baru dari Orde Lama. Orde Baru ini berawa dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto sampai tahun 1998. 


Kontroversi Surat Perintah Sebelas Maret 


Selain memiliki dampak yang sangat besar, adanya Supersemar juga memiliki polemik dan kontroversinya tersendiri. Kontroversi pertama, tentu dari naskah asli Supersemar yang nyatanya belum bisa ditemukan keberadaannya sampai saat ini. 


Ketiga versi yang selama ini beredar pun banyak yang meragukan keasliannya. Lembaga ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) bahkan sudah pernah menempuh berbagai upaya untuk mencari kejelasan soal Supersemar. 


Hanya saja, saksi kunci yang bisa mengungkap keaslian Supersemar justru sangat sulit untuk mereka temui. Kontroversi Supersemar lainnya adalah proses penandatanganan surat tersebut oleh Presiden Soekarno. 


Banyak yang menganggap bahwa Presiden Soekarno saat itu menandatanganinya bukan atas dasar kemauan sendiri. Akan tetapi, karena berada di bawah tekanan oleh tiga jenderal yang hadir menemui beliau di Istana Bogor. 


Terakhir, Supersemar merupakan perintah mengenai pengendalian keamanan saja. Akan tetapi, jenderal yang membawa surat tersebut justru salah memaknainya sebagai penyerahan dan peralihan kekuasaan. 


Inilah yang kemudian membuat Soeharto berani melakukan berbagai aksi termasuk membubarkan PKI. Hingga akhirnya menuntun Indonesia memasuki Orde Baru dengan dasar surat perintah tersebut. 


Itulah sejarah Surat Perintah Sebelas Maret yang bisa Anda simak. Pada dasarnya, keberadaan Supersemar memang masih menjadi kontroversi yang belum terpecahkan bahkan sampai saat ini. 


Surat ini juga memiliki peranan yang besar terhadap sejarah bangsa karena menjadi salah satu dasar peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Tidak mengherankan jika pembahasan mengenai Supersemar selalu menarik untuk dibahas.



Referensi: 

https://ft.unwir.ac.id/tanggal-11-maret-2022-sebagai-sejarah-hari-supersemar-ini-isi-surat-perintah-sebelas-maret/ 

https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/sejarah-surat-perintah-11-maret-supersemar-15386/ 

https://news.detik.com/berita/d-5978309/supersemar-merupakan-surat-perintah-11-maret-simak-lagi-sejarahnya 

https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/11/070000679/supersemar-latar-belakang-tujuan-isi-kontroversi-dan-dampak?page=all 

https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Perintah_Sebelas_Maret 





Tags

#buttons=(OK! Siap.) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Pelajari Selengkapnya
Accept !