Kehidupan dan Warisan Ismail Marzuki, Ikon Budaya Indonesia

 Penulis: Kuswati Wasiyah, S.Pd.SD

SD Negeri Mendut, Kec. Mungkid, Kab. Magelang, Prov. Jawa Tengah

Editor: Nadin Aulia


Kehidupan dan Warisan Ismail Marzuki, Ikon Budaya Indonesia



Pernah dengar nama Ismail Marzuki?

Ismail Marzuki adalah nama dari salah satu tokoh pahlawan di Indonesia. Ismail Marzuki telah meninggalkan banyak sekali karya semasa hidupnya. Ismail Marzuki merupakan seorang komponis hebat yang pernah dimiliki Indonesia. Di tahun 1968, pemerintah Indonesia mengabadikan namanya sebagai tanda penghormatan bagi karya yang beliau tinggalkan. Sekarang nama lokasi tersebut adalah Pusat Kesenian Jakarta – Taman Ismail Marzuki (TIM).

Meskipun nama Ismail Marzuki banyak digunakan hingga saat ini, namun banyak orang tidak tahu siapa dan apa kontribusi yang telah beliau tinggalkan bagi Indonesia. Artikel ini akan mengupas kehidupan dan warisan Ismail Marzuki secara singkat!

Ismail Marzuki: Profil dan Sejarah Hidupnya

Ismail Marzuki lahir dan besar di Jakarta dengan nama asli Ismail. Sedangkan nama Marzuki diambil dari nama bapaknya. Sehingga jika digabungkan menjadi Ismail bin Marzuki. Orang-orang disekitarnya kemudian mengenalnya sebagai Ismail Marzuki. Beberapa teman dekatnya memiliki sebutan / panggilan yang berbeda, seperti Mail, Maing, atau Bang Maing. 

Ismail Marzuki lahir pada tanggal 11 Mei 1914. Ibu Ismail Marzuki meninggal tiga bulan setelah melahirkannya. Sedangkan dua kakaknya yang bernama Yusuf dan Yakup juga meninggal mendahuluinya. Ismail tumbuh besar dengan ayah dan kakaknya yang memiliki perbedaan usia 12 tahun bernama Hamidah. Ayahnya memiliki bengkel dan bekerja sebagai pemain rebana dalam seni berdendang. Dari sinilah kecintaan Ismail Marzuki terhadap seni musik terbentuk.

Awal perjalanan karirnya di bidang musik terlihat pada saat Ismail Marzuki beranjak dewasa. Di umurnya yang saat itu 17 tahun, Ismail Marzuki mulai debutnya di bidang seni musik. Karangan lagu pertamanya berjudul ‘O Sarinah’ yang dirilis tahun 1931. Ismail Marzuki juga tumbuh dengan bergabung dalam perkumpulan orkes musik Lief Java mengambil bagian pemain gitar, saxophone, dan harmonium pompa.

Menginjak usia 26 tahun, Ismail Marzuki kemudian bertemu dan menikah dengan Eulis Zuraidah. Istri Ismail Marzuki merupakan primadona dari klub musik asal Bandung. Mereka bertemu di organisasi klub musik yang sama dan memutuskan untuk menikah. Setelahnya, Ismail Marzuki dan Eulis Zuraidah memutuskan untuk mengadopsi keponakan Eulis sebagai anak pertama mereka.

Ismail Marzuki dan Karirnya Semasa Penjajahan

Ismail Marzuki melanjutkan karir hidupnya di bidang musik. Sebelum menikahi Eulis, di tahun 1935, Ismail Marzuki membuat karya musik keroncong dengan judul ‘Keroncong Serenata’. Di tahun 1936 Ismail Marzuki membuat karya berjudul ‘Roselani’, sebuah lagu romantis yang mengingatkan pendengarnya akan alam Hawaii.

Setelah menikah, Ismail Marzuki meneruskan kiprahnya dalam bermusik. Di tahun 1937 muncul lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki seperti ‘Kasim Baba’ dan ‘Keroncong Sejati’. Di tahun 1938 Ismail Marzuki mengisi ilustrasi musik film dengan judul ‘Terang Bulan’. Dalam film tersebut ada 3 lagu ciptaan Ismail Marzuki, yaitu Pulau Saweba, Di Tepi Laut, dan Duduk Termenung. Selain menciptakan lagu pengisi ilustrasi film, Ismail Marzuki juga turut serta menjadi figuran dalam film tersebut. Ismail Marzuki berperan sebagai pemain musik bersama teman-temannya sesuai skenario. Di tahun 1939, Ismail Marzuki mengeluarkan 8 lagu dengan 2 lagu diantaranya memiliki lirik berbahasa Belanda. Lagu-lagu berbahasa Belanda tersebut berjudul ‘Als de Ovehedeen’ dan ‘Als’t Meis is in de Tropen’.

Di masa penjajahan Jepang, Ismail Marzuki aktif bergabung dalam orkestra radio pada radio militer Jepang, Hazo Kanri Keyku Radio. Kemudian setelah Jepang kalah di Perang Dunia II dan Indonesia merdeka, Ismail Marzuki berpindah siaran musik ke Radio Republik Indonesia (RRI). 

Di tahun 1947, ketika Belanda datang kembali untuk menginvasi Indonesia, Ismail Marzuki memutuskan untuk berhenti siaran dan keluar dari RRI. Ismail Marzuki pada masa itu enggan untuk bekerja sama dengan Belanda sehingga ia memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ismail Marzuki memulai kembali siaran musik di RRI setelah Indonesia berhasil mengambil alih kembali dari campur tangan Belanda.

Sepak terjang karir Ismail Marzuki di bidang seni musik tidak berhenti disana. Ismail Marzuki terus mengembangkan karirnya di bidang orkestra dan seni musik. Ismail Marzuki kemudian diutus untuk menjadi pimpinan orkes Studio Jakarta. Pada masa itu, tugas yang harus diselesaikan Ismail Marzuki dan tim adalah menciptakan lagu Pemilihan Umum. Lagu mereka kemudian diperdengarkan pertama kali ke publik dalam Pemilihan Umum 1955.

Akhir Perjalanan Ismail Marzuki

Ismail Marzuki meninggal pada tanggal 25 Mei 1958. Ismail Marzuki meninggal di kediamannya kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ismail Marzuku tutup usia di umur 44 tahun akibat penyakit paru-paru yang dideritanya. Usia yang bisa dibilang cukup muda bagi maestro legend yang pernah dimiliki Indonesia.


Warisan Ismail Marzuki, Seorang Maestro Legenda Indonesia

Meskipun Ismail Marzuki telah lama meninggal, namun karya yang ia ciptakan masih hidup bersama kita hari ini. Warisan-warisan karya Ismail Marzuki banyak dilestarikan dan menjadi ikon budaya hingga saat ini. Berikut merupakan daftar beberapa karya Ismail Marzuki yang perlu kalian ketahui.

1.Gugur Bunga 

2.Rayuan Pulau Kelapa

3.Juwita Malam 

4.Indonesia Pusaka

5.Wanita 

6.Sabda Alam

7.Rindu Lukisan

8.Halo Halo Bandung 

9.O Sarinah

10.Sepasang Mata Bola

11.Selendang Sutra 

12.Aryati

13.Melati di Tapal Batas

14.Jangan Ditanya

15.Beta dan Ayunda

16.Bunga Anggrek

17.Sapu Tangan dari Bandung Selatan

18.Bunga Rampai

19.Kunang-kunang

20.Bandung Selatan di Waktu Malam


Karya-karya musik yang sudah tidak asing ditelinga bukan?

Nah, itulah tadi sejarah singkat profil Ismail Marzuki, seoranga maestro besar yang menjadi legenda di Indonesia. Sepak terjangnya di bidang seni musik telah meninggalkan banyak warisan budaya hingga hari ini. Banyak karya lagunya yang masih kita dengar di beberapa kesempatan, seperti Gugur Bunga, Indonesia Pusaka, Rayuan Pulau Kelapa, dan Halo Halo Bandung. Meskipun Ismail Marzuki hilang terbawa zaman, karyanya hidup melintasi masa ke masa. Semoga artikel ini bermanfaat!


Referensi:

https://regional.kompas.com/read/2022/01/09/222310278/biografi-singkat-ismail-marzuki-dan-daftar-lagu-yang-diciptakan?page=all

https://sayacintaindonesia.com/ismail-marzuki/

https://id.wikipedia.org/wiki/Ismail_Marzuki

https://entertainment.kompas.com/read/2022/09/13/142708466/biodata-ismail-marzuki-karier-karya-dan-kehidupan-pribadi?page=all


#buttons=(OK! Siap.) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Pelajari Selengkapnya
Accept !